berita

Walikota Malang Santuni 18.000 Dhu’afa – Anak Yatim

MALANG KOTA – Sebanyak 18 ribu duafa dan anak yatim mendapat santunan dari Wali Kota Malang Moch. Anton pada Minggu kemarin (19/6). Bertempat di Baiduri Sepah Café and Resto Malang, belasan ribu warga tersebut secara bergantian menerima santunan dari Moch. Anton.

Terpantau, proses pemberian santunan kemarin sangat tertib. Meski yang datang belasan ribu orang, tapi mereka tidak sampai berdesak-desakan. Sebab, panitia telah menyiapkan tenaga penyalur dan tenaga pengaman dengan sangat memadai. Pembagian bisa berlangsung tertib karena dibagikan secara bergilir. Meski demikian, pembagian sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, dan gula pasir tersebut juga mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang di Jalan Raya Tlogomas. Kemacetan tersebut baru terlihat menjelang siang pasca meredanya hujan deras yang mengguyur area Malang Raya sejak Minggu pagi (19/6).

Saat itu para warga yang mengantre pun terlihat rapi. Pasalnya, pemberian santunan kepada kaum duafa yang berasal dari lima kecamatan di Kota Malang tersebut dilakukan secara bergilir per kecamatan. Pemberian santunan dilakukan bergilir yakni pukul 07.00–pukul 10.00 untuk Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Sukun. Berlanjut pada pukul 11.00–pukul 13.00 untuk Kecamatan Klojen dan Kecamatan Blimbing. Sementara pembagian santunan untuk Kecamatan Lowokwaru dibagikan pada pukul 14.00–pukul 17.00, bersamaan dengan undangan anak yatim piatu dan undangan SKPD serta forkopimda.

Supriyanti, 45, warga Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, ini sangat gembira atas santunan yang diberikan Wali Kota Malang kepadanya. ”Alhamdulillah, semoga Pak Wali Kota  tetap bisa menjadi pemimpin yang amanah,” kata Yanti–sapaan akrabnya. Perempuan yang sehari-hari berjualan pangsit tersebut berharap santunan seperti itu tidak hanya dilakukan saat bulan Ramadan saja.

Hal senada juga disampaikan oleh Abdul Faqih, warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Kedungkandang. Kakek 71 tahun tersebut mengaku datang ke kantor kelurahan sejak pagi untuk menunggu angkutan umum yang disewakan pihak kelurahan untuk berangkat ke lokasi santunan. Demi mendapatkan 5 kilogram beras, 1 liter minyak goreng, dan 1 kilogram gula pasir, Faqih rela berdesakan dalam angkutan umum untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok tersebut.

Terpisah, Wali Kota Malang Moch. Anton bersyukur bahwa pelaksanaan acara itu pada tahun ini bisa berjalan dengan tertib. ”Ada 3.500 anak yatim yang kami ajak untuk bergabung di sini. Sisanya berasal dari kalangan duafa yang tersebar dari 57 kelurahan di Kota Malang,” kata Moch. Anton usai membagikan santunan dan sembako kepada masyarakat.

Tidak tanggung-tanggung, Moch. Anton dengan didampingi sang istri Dewi Farida Suryani langsung turun dan membagikan bingkisan-bingkisan tersebut kepada para duafa. Saking tidak sabarnya melihat kinerja petugas yang sempat terhenti, baik Moch. Anton maupun Umik Farida tidak segan mengecek langsung hingga ke gudang dan berlari menuju ballroom, tempat masyarakat berkumpul. Melihat kesigapan orang nomor satu di Kota Malang tersebut, beberapa kepala SKPD pun turut membaur dengan petugas untuk membagikan sembako.

Meski agenda ini murni menggunakan dana pribadi dari Moch. Anton, tapi banyaknya warga yang diundang membuat dia harus melibatkan pihak keamanan, baik dari TNI maupun Polri. ”Kami libatkan 250 polisi dan 100 anggota TNI, juga jajaran satpol PP, dishub, dan kesbangpol,” tandasnya. (iik/c2/lid)